ImamSyafi'i memberi nasehat agar kita selalu hati-hati, karena tidak semua orang yang kita cintai dengan tulus itu juga tulus kepada kita. Orang yang tak tulus ini layak untuk kita tinggal, karena tidak ada kebaikan pada cinta yang datang dari kepalsuan. 1 komentar untuk "Mahfudzot Kelas 4 KMI Gontor Beserta Arti dan Penjelasannya (12)" Imam Syafi'i adalah seorang ulama besar pendiri mazhab fikih, yaitu mazhab Syafi'i. Namanya adalah Muhammad bin Idris Asyafi'i, beliau memiliki keilmuan yang sangat luar biasa. Bahkan, di usianya yang masih muda pun, ia sudah menguasai ilmu fikih dan hadis, subhanallah. Tidak hanya itu, ia pun dikenal sebagai penyair. Kata-katanya kerap kali menjadi acuan motivasi hidup hingga saat ini. Terutama bagi kalangan pelajar yang sedang berjuang menuntut ilmu. Pasti banyak cobaannya, ya?Nah, bagimu yang sedang menuntut ilmu, gak usah khawatir dan takut, ya. Simak petuah berikut ini, semoga belajarmu semakin semangat dan dapat membuka cakrawala pikiran. 1. Semua orang yang belajar pasti akan merasakan yang namanya kepenatanilustrasi lelah ketika sedang belajar Piacquadio "Jika kamu tidak tahan terhadap penatnya belajar, maka kamu akan menanggung bahayanya kebodohan" Setiap orang yang belajar, pasti akan merasakan yang namanya kepenatan. Bisa dibilang, lelah adalah sebuah proses yang tidak bisa dilewati oleh semua apa pun cobaannya, seletih apa pun prosesnya, jangan sampai kita menyerah begitu saja, ya. Cobalah untuk menikmati kelelahan tersebut dengan sebuah kesyukuran. 2. Hidup di dunia maupun hidup untuk akhirat, semua itu pasti membutuhkan ilmuilustrasi belajar bersama Grabowska "Siapa yang menghendaki kehidupan dunia, maka harus disertai dengan ilmu. Dan siapa yang menghendaki kehidupan akhirat, juga harus dengan ilmu" Ketika hidup di dunia, dengan segala hal yang kita impikan, tentu tidak akan terlepas dari ilmu, ya. Pun bila memiliki orientasi hidup untuk akhirat kelak, ilmu harus tetap menjadi pegangan kita semua dalam menjalani kehidupan. Dengan ilmu, diri kita akan semakin berarti dan terlepas dari sebuah kebodohan. So, tetap belajar, ya!3. Belajar harus penuh dengan kesabaranilustrasi belajar dengan sabar Lach "Ilmu tidak akan dapat diraih kecuali dengan kesabaran" Dalam menuntut ilmu, kita wajib memiliki sifat sabar. Dengan banyaknya rintangan dan cobaan semasa belajar, tanpa dibarengi dengan kesabaran, maka sulit rasanya kita untuk bisa menggapai kesuksesan dalam belajar. Karena, bagaimana bisa ketika kita dihadapi dengan kondisi atau pun keadaan yang sulit, bila bukan dengan rasa sabar solusinya. Baca Juga 8 Quotes Imam Syafi’i Ini Sadarkan Kita bahwa Hidup Hanyalah Sebentar 4. Ilmu itu ada untuk diamalkanilustrasi mengajar Krukov "Tujuan dari sebuah ilmu itu adalah untuk mengamalkannya. Maka ilmu yang hakiki adalah ilmu yang terefleksikan dalam kehidupannya, bukan ilmu yang hanya bertengger di kepala" Ilmu yang hakiki adalah dimana seseorang dapat merefleksikan ilmunya ke dalam kehidupan sehari-hari dan dapat memberikan feedback positif pada orang konteks pengamalan ilmu itu bukan berarti harus menjadi guru saja, ya. Tentunya, ada banyak cara untuk bisa mengamalkan ilmu. Seperti ketika sedang ngobrol bersama teman di tongkrongan atau lewat karya tulis sekalipun. Nah, dengan demikian, ilmumu akan semakin bermanfaat untuk orang sekitar. 5. Carilah ilmu sebanyak mungkin, maka rasa takutmu akan menyusutilustrasi menulis "Besarnya rasa takut itu sesuai dengan kapasitas ilmunya" Seseorang yang berilmu tidak akan memiliki rasa takut pada hal apa pun, terkecuali kepada Allah SWT. Karena, rasa takutnya itu akan teratasi oleh ilmunya. Maka bisa dibilang, menuntut ilmu merupakan jalan untuk lebih dekat mengenal tuhan. Lantas, apa yang harus kita banggakan selain dengan memiliki ilmu?Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap orang. Tanpa ilmu, kita tidak akan dapat mengenal dunia maupun akhirat. Yang pada akhirnya, hanya kebodohanlah yang akan menjejali diri. So, jangan berhenti untuk menuntut ilmu, ya! Apa pun rintangan dan kesulitannya, pasti tidak akan sesulit masa depan nanti, ketika misalnya kita hidup tidak memiliki ilmu. Jalani dan syukuri! Baca Juga Malas Belajar? 8 Nasihat Imam Syafi’i Ini Buat Kamu Semangat Lagi! IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
6Syarat menuntut ilmu menurut Imam Syafi'i apabila ada pertanyaan yang berbunyi, sebutkan apa saja 6 syarat Mahfudzot tentang Guru dan Dokter Kata kata mutiara dan bijak pepatah Bahasa Arab Mahfudzot tentang Mahfudzot Tentang Cinta Kata Mutiara Arab dan Artinya Beberapa ungkapan mahfudzot kata cinta dalam bahasa arab tulisan latin
mahfudzot ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya Bahasa Arabnya beserta tulisan teks dan Penjelasan, merupakan petuah kata bijak tokoh yang sangat terkenal dalam dunia Islam khususnya dan dunia keagamaan pada umumnya. – assalaamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh, beliau yang memberikan petuah bijak berkenaan dengan ilmu adalah buruan dan tulisan merupakan tali pengikatnya yaitu Imam Syafi’i. Sebelum kita mengulas mengenai mahfudzot yang menarik ini, ada baiknya anda mengetahui secara lengkap kata bijaksana untuk mengikat ilmu dengan menulis sebagaimana perkataan imam Syafi’i. Berikut tulisan mahfudzot ilmu bagai buruan sedangkan menulis adalah tali pengikatnya. Tulisan arab al ilmu shoyyidun wal kitaabatu qoyyiduhu beserta artinya قَالَ اْلإِماَمُ الشَّافِعِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ Qoola al imaam al syaafi’i radhiyallahu anhuKata Imam Syafi’i Radiyallah anhu العِلْمُ صَيْدٌ وَ الْكِتَابَةُ قَيْدُهُ Al-ilmu soyyidun wal-kitaabatu qoyyiduhu artinya Ilmu itu seperti hewan buruan sedangkan tulisan adalah tali ikatannya, قَيِّدْ صُيُوْدَكَ بِالْحِبَالِ الْوَاثِقَةِ Qoyyid shuyuudaka bil-hibaali-l waatsiqoti artinya Maka ikatlah hewan gembalamu dengan tali yang kuat. فَمِنَ الْحَمَاقَةِ أَنْ تَصِيْدَ غَزَالَةً Faminal hamaaqati an tashiida ghazaalatan artinya Merupakan salah satu tindakan bodoh jika engkau memburu hewan, وَتَتْرُكَهَا بَيْنَ الْخَلاَئِقِ طَالِقَةً Tatrukahaa bainal khalaaiqi thooliqotan artinya lantas meninggalkannya di alam bebas tanpa ikatan. Dalam memberikan nasehat, Imam Syafi’i mengumpamakan ilmu itu bagaikan binatang, dan orang yang mencari ilmu adalah sang pemburu. Untuk memiliki buruan yang telah ia dapatkan sang pemburu maka supaya buruannya tidak hilang karena lari caranya dengan mengikat secara kuat. Begitu juga dengan ilmu, apabila sudah mendapatkan pengetahuan yang kita dapatkan, maka supaya ilmu itu tidak sirna dari ingatan kita caranya dengan mencatatnya dengan baik. Mencatat untuk menghindari bencana ilmu Mahfudzot Ilmu adalah Buruan Apabila kita tidak mencatat ilmu yang telah kita dapatkan maka akan menjadi bencana ilmu. Apakah itu bencana ilmu? Bencana ilmu adalah lupa, sebagaimana dalam mahfudzot yang berbunyi aafatul ilmi an nisyaanu. Adapun tulisan arabnya adalah sebagai berikut; آفَةُ العِلْمِ النِّسْياَنُ Bagaimana bisa menjadi bencana? Karena apabila kita lupa ilmu yang sudah kita dapatkan tentu lenyap pula pengetahuan yang kita ketahui. Supaya bencana ini tidak terjadi, pada waktu kita mendapatkan ilmu ini kita mengikatnya dengan membuat catatan, apabila kita lupa maka kita bisa mitigasi bencana ilmu dengan membuka catatan yang telah kita buat. Demikianlah uraian singkat mengenai mahfudzot ilmu adalah buruan beserta artinya dan tulisan Bahasa Arab serta penjelasan singkat, salam kenal dan wassalaamu’alaikum. Read more articles
Sebagaipenganut madzhab Syafi'i di Indonesia, sudah sepantasnya kita mengetahui apa saja kitab-kitab penting karya Imam Syafi'i dan kitab-kitab buah karya ulama Syafi'iyah. Karena dalam mempelajari fikih, cara terbaik adalah dengan menguasai fikih madzhab di negeri masing-masing [1]. Karya Besar Imam Syafi'i Imam Syafi'i telah menghasilkan beberapa karya tulis, di antaranya: 1
قَالَ الإِمَامُ الشَّافِعِيُّ المُتَوَفَّى سَنَةَ ٢۰٤ هـ فيِ مَدْحِ السَفَرِ Kata Imam Syafii Wafat 204 H Tentang Pujian Merantau مَا فيِ المُقَامِ لِذِيْ عَقْلٍ وَذِيْ أَدَبٍ مِنْ رَاحَةٍ فَدَعِ الأَوْطَانَ وَاغْتَرِبِ سَافِرْ تَجِدْ عِوَضًا عَمَّنْ تُفَارِقُهُ وَانْصَبْ فَإِنَّ لَذِيْذَ العَيْشِ فيِ النَصَبِ إِنِّيْ رَأَيْتُ وُقُوْفَ المَاءِ يُفْسِدُهُ إِنْ سَالَ طَابَ وَإِنْ لَمْ يَجْرِ لَمْ يَطِبِ وَالأُسْدُ لَوْلَا فِرَاقُ الغَابِ مَا افْتَرَسَتْ وَالسَّهْمُ لَوْلَا فِرَاقُ القَوْسِ لَمْ يُصِبِ وَالشَمْسُ لَوْ وَقَفَتْ فِي الفُلْكِ دَايِمَةً لَمَلَّهَا النَاسُ مِنْ عُجْمٍ وَمِنْ عَرَبِ وَالتِبْرُ كَالتُرْبِ مُلْقًى فِيْ أَمَاكِنِهِ وَالعُوْدُ فِيْ أَرْضِهِ نَوْعٌ مِنَ الحَطَبِ المُفْرَدَاتُ Kosa Kata عِوَضٌ بَدَلٌ Pengganti أُسْدٌ مف أَسَدٌ Singa الغَابُ Semak belukar السَّهْمُ Anak panah القَوْسُ Busur panah العُجْمُ العَجَمُ Non-Arab التِّبْرُ Emas mentah / biji emas العُوْدُ Kayu gaharu Terjemahan Tidak ada istilah diam dan santai bagi orang yang memiliki akal dan adab. Maka tinggalkanlah kampung halaman dan merantaulah. Merantaulah, niscaya akan kau dapatkan pengganti bagi orang yang kau tinggalkan. Berusahalah, karena nikmatnya hidup itu ada dalam usaha. Sesungguhnya aku melihat diamnya air itu membuatnya menjadi buruk. Air itu menjadi baik jika mengalir, dan menjadi buruk jika tidak mengalir. Singa itu jika tidak keluar dari semak-semak, tak akan mendapatkan mangsa. Demikian pula anak panah itu jika tidak melesat dari busurnya, tidak akan mengenai sasaran. Matahari itu kalau menetap di porosnya selamanya. Pasti bosan padanya semua orang, baik dari kalangan Arab maupun non-Arab. Emas mentah itu sama seperti tanah, kalau terus berada di tempatnya. Demikian pula kayu gaharu juga hanya akan menjadi kayu bakar jika menetap di tanah. Syarah / Penjelasan dan Kesimpulan Seorang yang berakal itu tak boleh diam bersantai-santai saja di kampung halamannya, karena ia harusnya tak boleh puas begitu saja dengan pengalaman dan ilmu yang ia dapatkan di kampung halaman sendiri. Hendaklah ia merantau mencari pengalaman dan ilmu baru di tanah orang. Namun ketika ia telah merantau, ia juga tak perlu risau memikirkan orang-orang yang ditinggalkannya di kampung halaman, karena sesungguhnya ia pasti akan menemukan pengganti berupa teman dan para sahabat baru di tanah rantau. Ia juga tak boleh malas untuk berusaha, karena sebenarnya nikmatnya hidup itu justru terletak pada usaha. Karena itu kita sering mendengar orang mengatakan bahwa harta sedikit hasil jerih payah sendiri itu lebih berkah dan lebih berarti daripada harta hasil pemberian cuma-cuma orang lain, wallahu a’lam.. Imam Syafi’i mengibaratkan orang yang merantau itu seperti air mengalir. Maksudnya ialah bahwa air itu jika tidak mengalir, justru akan membusuk di tempat. Air itu harus mengalir untuk menjaga kesegarannya. Demikian pula dengan anak manusia yang tidak pernah pergi ke mana-mana, tak akan pernah berkembang menjadi lebih baik. Singa itu jika tidur saja di sarangnya di dalam hutan dan tidak berkelana ke mana-mana akan mati kelaparan karena tak akan mendapatkan mangsa. Sama halnya dengan anak panah yang tak pernah meninggalkan busur panah, maka tak akan pernah mengenai sasarannya, sepandai apapun orang yang memegang busur tersebut. Selain itu, matahari yang bersinar menyinari bumi itu tak akan indah tanpa adanya perputaran bumi yang menyebabkan adanya pergantian siang dan malam, karena manusia itu adalah makhluk yang cepat bosan terhadap sesuatu yang jalan di tempat’ dan tak mengalami perubahan. Sementara itu emas mentah yang tercampur dengan tanah, akan selamanya menjadi bagian dari tanah’ itu jika ia tidak dipisahkan darinya. Demikian pula dengan kayu gaharu yang bernilai ekonomis tinggi hanya bernilai seperti kayu bakar saja jika ia tetap berada dalam tumpukan batang-batang kayu lainnya dan tak pernah diolah menjadi komoditas berharga. Sama halnya dengan anak manusia yang tak pernah merantau meninggalkan kampung halamannya, maka bisa jadi banyak sekali potensi dan keunggulannya yang terkubur begitu saja’ dan mungkin tak akan pernah diketahui orang banyak, akhirnya ia pun hanya dianggap sebagai salah satu pemuda kampung’ saja, diperlakukan sama seperti awam/masyarakat umum’ lainnya, walaupun dalam dirinya terdapat segudang potensi yang sebenarnya dapat dikembangkan.
Tepatpada pagi hari Rabu tanggal 5 Muharram 1444 H / 3 Agustus 2022, Universitas Imam Syafi'i mewisuda 28 mahasiswa dari angkatan ke-5 Fakultas Ushuluddin & Fak. Syari'ah yang telah menempuh pendidikan selama 9 semester. Wisudawan yang didominasi oleh mahasiswa Indonesia ini dihadiri oleh tamu dari Arab Saudi dan Yaman. لِلإِمَامِ الشَافِعِي المُتَوَفَّى سنة ٢۰٤ هـ فيِ الحِكَمِ Kata Imam Syafii Wafat 204H Tentang Hikmah دَعِ الأَيَّامَ تَفْعَلُ مَا تَشَــاءُ وَطِبْ نَفْسًا إِذَا حَكَمَ القَضَاءُ وَلَا تَجْزَعْ لِحَـادِثَةِ اللَّيَالِيْ فَمَا لِحَوَادِثِ الدُنْيَا بَقَــاءُ وَكُنْ رَجُلًا عَلَى الأَهْوَالِ جَلْدًا وَشِيْمَتُكَ السَمَاحَةُ وَالسَخَاءُ وَ لَا حُزْنٌ يَدُوْمُ وَلَا سُرُوْرُ وَلَا عُسْرٌ عَلَيْكَ وَلَا رَخَـاءُ إِذَا مَا كُنْتَ ذَا قَلْبٍ قَنُـوْعٍ فَأَنْتَ وَمَالِكُ الدُنْيَـا سَوَاءُ وَمَنْ نَزَلَتْ بِسَـاحَتِهِ المَنَايَا فَلَا أَرْضٌ تَقِيْهِ وَلَا سَمَـاءُ Terjemahan Biarkanlah hari-hari berbuat sesukanya. Tetap tenanglah bila takdir telah berlaku. Janganlah sedih dengan berbagai kejadian dunia. Karena semua kejadian di dunia tidaklah kekal abadi. Jadilah orang yang tegar menghadapi berbagai kesulitan. Dengan perilakumu yang penuh toleransi dan dermawan. Tak ada kesedihan yang terus berkelanjutan, dan begitu pula kesenangan. Tiada pula kesulitan selalu mendatangimu, dan begitu pula kemudahan. Ketika engkau sudah memiliki hati yang penuh rasa Qana’ah. Maka engkau dan raja dunia sama saja. Barang siapa yang ajalnya telah datang menjemput, tidaklah bumi dapat melindunginya, dan tidak pula langit. Syarah / Penjelasan dan Kesimpulan 1. Kita hendaknya selalu berusaha semampu kita, kemudian bertawakkal kepada Allah. Dan hendaknya kita tidak menyalahkan segala hal yang terjadi di muka bumi ini, karena takdir tidaklah berada di tangan kita, tugas kita hanyalah berusaha. 2. Selain itu hendaknya kita tidak terlalu berkeluh kesah atas segala hal yang terjadi karena semua hal yang terjadi di dunia ini tidaklah kekal abadi, waktu akan terus berputar, dan hendaknya kita yakin bahwa akan datang kemudahan setelah kesulitan, dan juga kesulitan setelah kemudahan. 3. Adapun jika kita sudah berhasil menjadi orang sabar dan tangguh atas segala musibah, maka hendaklah kita mempertahankan hal itu, dan hendaklah kita menolong orang lain yang masih mengalami kesulitan. 4. Kita harus selalu tegar dalam keadaan apapun, baik senang maupun susah. Janganlah terlalu berbahagia tatkala senang, dan jangan pula terlalu sedih tatkala susah, karena segala hal di dunia ini datang silih berganti seiring bergantinya hari demi hari. 5. Hendaknya kita memiliki sikap Qana’ah sebagai tanda ridhamu terhadap segala keputusan Allah. Jika kita sudah berhasil memiliki sikap Qanaah ini, maka kita akan menjadi laksana raja, karena dengan sifat Qanaah ini kita akan benar-benar merdeka dan tidak akan bergantung kepada orang lain lagi. 6. Demikianlah keadaan hidup kita di dunia ini, segala sesuatu berjalan atas kehendak Allah. Maka jika telah datang masanya ajal menjemput seorang anak manusia, tak akan ada lagi tempat bersembunyi baginya, baik di bumi maupun di langit sekalipun. Maka hendaklah kita semua mempersiapkan datangnya kematian kita dengan banyak beribadah. MazhabSyafi'i (bahasa Arab: الشافعية, translit. al-syāfi'īyah ‎) adalah mazhab fikih dalam Sunni yang dicetuskan oleh Abu Abdullah Muhammad bin Idris As Syafi'i atau yang lebih dikenal dengan nama Imam Syafi'i pada awal abad ke-9. Mazhab ini kebanyakan dianut para penduduk Mesir selatan, Arab Saudi bagian barat, Suriah, Kurdistan, Indonesia, Malaysia, Brunei, Filipina, pantai
– Berikut di dalam artikel ini disajikan mahfudzot sebagaimana yang dikatakan Imam Syafi’i. Adapun mahfudzot ini menceritakan pengalaman Imam Syafi’i disaat ia susah menghafal dan mengadukan kepada gurunya. Mendengar ucapan Imam Syafi’i tersebut, gurunya pun berpesan untuk menghindari maksiat walaupun dosa tersebut kecil. Menurut beberapa riwayat, maksiat’ yang dimaksud oleh Imam Syafi’i di sini adalah beliau pernah secara tidak sengaja melihat betis seorang wanita yang pakaiannya tersingkap oleh angin. Baca Juga Apakah Boleh Menikah Di usia 23 Tahun? Ustadz Khalid Basalamah Tidak Ada Alasan untuk Menunda Pernikahan Baca Juga Khutbah Jum'at Terbaru tentang Takwa dan Rezeki, Sesungguhnya Dialah Maha Pemberi Rezeki Maka pelajaran yang bisa kita ambil dari Imam Syafi’i ialah menghindari dosa dan maksiat dalam menuntut ilmu. Berikut mahfudzot yang bersumber dari perkataan Imam Syafi’i قَالَ الْإِمَامُ الشَّافِعِيُّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ Telah berkata Imam Syafi’i Radhiyallahu Anhu شَكَوْتُ إِلَى وَكِيْعٍ سُوْءَ حِفْظِيْ فَأَرْشَدَنِيْ إِلَى تَرْكِ الْمَعَاصِيْ Aku telah mengadukan kepada Waki’ lemahnya hafalanku, Maka beliaupun membimbingku untuk meninggalkan maksiat. Baca Juga Mahfudzot Keutamaan Orang yang Berilmu Ajakan untuk Menuntut Ilmu Terkini
ImamSyafi'i menyebutkan bahwa orang yang semasa mudanya tak pernah merasakan pahit getirnya menuntut ilmu, akan merasakan susahnya menjadi orang bodoh seumur hidupnya. 3 komentar untuk "Mahfudzot Kelas 2 KMI Gontor Beserta Arti dan Penjelasannya (Bagian 5)" Iwan setiawan 18/9/19 10:48. Assalamualaikum , Salam kenal saya iwan alumnus 698
قَالَ الْإِمَامُ الشَّافِعِيُّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ Telah berkata Imam Syafi’i Radhiyallahu Anhu ************************** شَكَوْتُ إِلَى وَكِيْعٍ سُوْءَ حِفْظِيْ فَأَرْشَدَنِيْ إِلَى تَرْكِ الْمَعَاصِيْ Aku telah mengadukan kepada Waki’ lemahnya hafalanku, Maka beliaupun membimbingku untuk meninggalkan maksiat. وَأَخْبَرَنِيْ بِأَنَّ الْعِلْمَ نُوْرٌ وَنُوْرُ اللهِ لَا يُهْدَى لِعَاصِيْ Beliau juga memberitahukan kepadaku bahwasannya ilmu itu adalah cahaya, Dan cahaya Allah itu tidaklah diberikan kepada orang yang berbuat maksiat. Syarah / Penjelasan dan Kesimpulan Di sini dikatakan bahwa Imam Syafi’i rahimahullah pernah merasakan lemahnya kemampuan dalam menghafal, maka beliau pun mengadukan kesulitan tersebut kepada gurunya, yaitu Imam Waki’. Maka gurunya pun berpesan kepada beliau untuk menghindari maksiat. Perlu dipahami di sini bahwasannya seorang ulama seperti beliau tentu tidak akan berbuat maksiat’ dalam artian yang kita pahami. Karena dalam pandangan para ulama setingkat mereka, sebuah dosa kecil yang mungkin dianggap biasa’ dalam pandangan awam pun dirasakan sebagai dosa yang besar yang sangat mereka sesali. Menurut beberapa riwayat, maksiat’ yang dimaksud oleh Imam Syafi’i di sini adalah bahwasannya beliau suatu ketika secara tidak sengaja’ melihat betis seorang wanita yang pakaiannya tersingkap oleh angin. Demikianlah mereka para ulama yang sangat luar biasa menjaga diri dari dosa. Kemudian juga perlu juga kita garis bawahi bahwasannya lemahnya hafalan’ dalam pandangan ulama besar seperti mereka tidaklah sama dengan lemahnya hafalan’ dalam pandangan orang awam seperti kita. Karena kita semua tahu bahwasannya Imam Syafi’i adalah Imam mazhab yang sampai pada level Mujtahid Muthlaq’ yang hafal ratusan ribu hadis. Namun walaupun demikian, beliau masih merasa bahwasannya hafalan beliau tidaklah sebagus yang beliau harapkan. Ini tidak lain hanyalah bukti ketawadhuan atau kerendahan hati beliau di hadapan sang guru. Pelajaran yang perlu kita ambil dari Imam Syafi’i adalah 1. Jangan pernah merasa ujub atau takjub pada ilmu yang saat ini sudah kita miliki, contohlah mereka para ulama besar yang selalu merasa kekurangan ilmu. 2. Dosa dan maksiat adalah cahaya yang tidak diberikan oleh Allah kepada pendosa, maka hendaklah kita menghindari dosa dan maksiat dalam menuntut ilmu. Wallahu A’lam. Kata kunci transliterasi Syakautu, Waki', sua hifzhi, tarkil ma'ashi, al-ilma nurun, nurullah la yuhda liashi.
wqy8.
  • 1ncjoo5gjs.pages.dev/362
  • 1ncjoo5gjs.pages.dev/325
  • 1ncjoo5gjs.pages.dev/34
  • 1ncjoo5gjs.pages.dev/280
  • 1ncjoo5gjs.pages.dev/281
  • 1ncjoo5gjs.pages.dev/415
  • 1ncjoo5gjs.pages.dev/280
  • 1ncjoo5gjs.pages.dev/304
  • mahfudzot imam syafi i